Beberapa Hal yang Meresahkan Pikiran

Thanks to The People who Have Come and Gone ditunda untuk sementara ya gais. Nulis pun harus pakai hati :'v

Yuk ganti topik dulu
*Mangga dibaca, tapi ga juga ga apa-apa, hanya mau berbagi saja :)

---

Jadi ini ada beberapa hal yang akan aku sampaikan:

1. Buang Sampah Sembarangan

Aku berkali-kali bahkan sering melihat orang yang membuang sampah sembarangan. Tua - muda, balita - dewasa, laki-laki - perempuan. Satu hal sederhana yang ingin saya tanyakan pada mereka, Apa susah menunda buang sampah hingga bisa menemukan tempat sampah? Yaa mungkin aku tidak bisa menyamaratakan semua orang, tapi hal yang aku lakukan jika aku tidak menemukan tempat sampah adalah mengantongi sampah tersebut dengan menaruhnya di saku, tas, atau plastik hingga menemukan tempat sampah terdekat. Kalian tau kan apa akibatnya membuang sampah? Tanpa kita sadari jika kita dilihat orang kita akan menjadi contoh buruk bagi mereka, terutama balita yang dengan mudah menangkap sesuatu lalu mempraktekkan apa yang mereka lihat dan dengar. Aku pun berkali-kali melihat anak-anak dengan mudahnya membuang sampah sembarangan. Jika anak-anak tersebut di mobil, anak-anak tersebut cukup membukakan kaca lalu melempar sampah keluar jendela. Dan tidak ada kerabat atau teman yang menegur atau memberitahu kesalahan tersebut satu pun!

Beberapa kali aku menegur anak-anak yang membuang sampah sembarangan, dan jawaban dari orang yang sudah cukup dewasa adalah, "Ga apa-apa, masih kecil ini. Belum ngerti", "Ga apa-apa, masih anak-anak". Oh my......... Kalau hal yang salah kita biasakan dari kecil, apa itu tidak akan membawa dampak bagi anak-anak tersebut untuk kedepannya? Mereka akan terbiasa membuang sampah sembarangan, seperti yang sekarang banyak terjadi di Indonesia.

2. Tidak Mau Antre

Berkali-kali (dan lagi-lagi) saya menemukan orang yang tidak mau mengantre dan menerobos antrean, antre membeli makanan, antre di pemberhentian kereta atau lampu lalu lintas, dan kejadian terbaru saya alami tadi siang di suatu tempat makan pedas terkenal di Karawang. (Lagi-lagi) tua - muda, balita - dewasa, laki-laki - perempuan. Berkali-kali saya menegur orang yang menerobos antrian (terutama di tempat makan), dan jawaban mereka adalah, "Saya kan lapar, Mbak!", "Anak kecil kan ga ngerti apa-apa", "Saya buru-buru, Mbak!", "Saya mah ikut-ikutan, Mbak", dan yang terbaru adalah "Sabar sabaaaaar (pesan ini disampaikan oleh orang yang 1 ke temannya yang juga menyela antrean)". Oemji :( Guys, pren, bro, sis, apa salahnya sih mengantre? Toh dari hal kecil seperti mengantre secara tidak langsung dapat menanamkaan sifat sabar dan disiplin dalam diri kita. Semua pasti ada bagiannnya, semua pasti ada miliknya, hanya masalah waktu ko. Kalian pun berdo'a kepada Allah juga bersabar kan agar dikabulkan? Masa mengantre aja susah? :(


3. Mengambil Sesuatu yang Bukan Haknya

Kejadian ini saya alami beberapa minggu yang lalu, di suatu tempat makan yang menyediakan topi mahkota kerajaan berbahan kertas di setiap meja. Anak ini saya perkirakan antara umur 4-6 tahun karena memakai seragam Taman Kanak-Kanak. Anak tersebut tidak membeli makanan di tempat tersebut, tapi anak tersebut dengan beberapa temannya masuk dan mengendap-endap mengambil topi mahkota tersebut lalu lari keluar, dan itu dilakukan tanpa pengawasan orang tua mereka.

---

Dari semua tulisan ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal. 

Untuk orang tua, untuk tante, om, kakak, adik, atau saya sendiri yang memiliki ponakan dan jika saya menikah nanti Insya Allah dikaruniai anak, agar tidak membiasakan suatu hal yang tidak baik kepada anak-anak sejak kecil. Tegurlah dan beritahu mereka mengapa hal itu tidak baik untuk dilakukan. Insya Allah lambat laun anak pun akan mengerti.

Kedua, jika kalian tau hal yang orang lain lakukan salah kemudian kalian melakukannya, apa bedanya kalian dengan orang pertama? Orang pertama menjadi contoh bagi orang kedua, orang kedua menjadi contoh bagi orang ketiga, begitu sseterusnya sampai tidak ada yang 'ikut-ikutan' dengan hal tersebut. Jangan hanya karena 'ikut-ikutan' kalian tidak mau disalahkan.

Ketiga, Jadilah contoh yang baik bagi orang lain. Bukan bermaksud riya atau membangga-banggakan, hanya sekedar berbagi pengalaman. Dari saya kecil sampai sekarang, saya sering melihat orang tua terutama Papah membantu orang dalam hal apapun, terutama berbagi dalam hal materi. Meskipun orang tua terutama Papah tidak mengajarkan maupun memberitahu untuk membantu dan berbagi secara langsung, tapi melalui sikap dan tindakan Papah yang tanpa pamrih membantu orang lain membuat saya tergerak dan berinisiatif untuk melakukan hal yang Papah lakukan. Sedikit banyak bukan menjadi ukuran, tapi bagaimana kita membantu orang lain tanpa pamrih semampu yang kita bisa. 

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapapun khususnya bagi yang membacanya.

---

Sudah dulu ya, udah malem ikan mau bobo
Bhaayyyyy!

*Mohon maaf bila ada kata-kata yang menyinggung. Tulisan ini saya buat bukan bermaksud menghina maupun menggurui, tapi bermaksud sebagai pengingat bagi orang yang membaca maupun saya selaku penulis.

Komentar

  1. hahaha betul bgt nih, inilah indonesia dg segala keindahan alam dan ketidakteraturan para manusia nya.
    Kuy ahh dikepoin www.puteraseptiana.blogspot.co.id/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer